Nov 15, 2007

Cwi Mie 'Dempo'

Rating:★★★
Category:Restaurants
Cuisine: Chinese
Location:Malang, Jawa Timur
AKHIRNYA saya tergoda menuliskan hasil wisata kuliner, saat mudik ke kota Malang, pertengahan Oktober silam. Salah-satu lokasi tempat makan yang saya kunjungi adalah Cwi Mie 'Dempo' -- nama Dempo diambil dari nama jalan di situ, sekalian sebutan SMA Dempo (atau SMU Katolik St Albertus), tidak jauh dari Jalan Ijen..

Tidak sulit menemukan lokasinya. Sebagian warga kota Malang tentu tahu letak persis warung cwi mie itu, karena sejumlah angkot melewati jalan di dekatnya. Di sana berjejer sejumlah warung tenda, yang tidak hanya menjual cwi mie, tapi juga bakso khas Malang, es campur dan es kelapa muda -- yang terakhir ini biasanya diburu pengunjung, setelah menikmati masakan utamanya, yaitu cwi mie itu tadi.

Saya tidak tahu persis sejak kapan warung cwi mie itu berdiri -- seingatku, saat saya SMA (sekitar tahun 1985), nama warung-warung itu sudah dikenal. SMA Dempo sendiri dikenal sebagai salah-satu sekolah menengah tertua di kota Malang -- salah-satu alumninya adalah mendiang Rudini, mantan Mendagri jaman Suharto (rumahnya masih berdiri tidak jauh dari warung itu, yaitu di Jalan Ijen, dekat museum Brawijaya)..

Tapi apa istimewanya cwi mie Dempo? Pertanyaan yang sulit buat saya, tapi menurut istriku (warga Jakarta yang setidaknya baru 4 atau 5 kali mengunjungi kota Malang), "mie dan kuahnya itu yang beda, enak sekali..." Ukuran lainnya, warung itu selalu dipenuhi pengunjung -- pada Oktober lalu, kami sekeluarga mesti menunggu hingga setengah jam!

Mirip sajian masakan serupa di Jakarta, cwi mie Dempo juga menyertakan pangsit, pentol (sebutan warga Malang untuk bakso), serta daging ayam yang sudah diracik -- kuah panas juga disertakan di dalamnya.

Yang membuat saya penasaran, mengapa selalu dikenal istilah cwi mie Malang di Jakarta, selama ini? Seolah-olah ada cwi mie lain yang diidentifikasi dengan daerah lainnya -- tapi nyatanya saya belum mendengarnya. Pertanyaan serupa juga berlaku untuk bakso Malang, walaupun ada pula bakso Solo..

Nah, setelah kembali ke Jakarta, tentu ada keinginan kembali untuk mengudap cwi mie ala kota Malang. Biasanya saya mendatangi restoran cie mie Roellis, entah di wilayah Rempoa-Bintaro, atau di seberang Citos.. Rasanya tak jauh beda dengan cwi mie Dempo, walau mungkin suasana dan atmosfirnya jelas berbeda...

19 comments:

ika ardina said...

Beda ah rasanya.. terutama rasa mi-nya

Alana Skiera said...

teganya, teganya, teganya...!!

Affan Alkaff said...

apalagi kalau dikudap saat hujan turun di sore hari, seperti sekarang ini.. :) hehehe

Affan Alkaff said...

hahaha... Uly bisa aja... tak sulit kan mendapatkan masakan sejenis di kotamu? :)

Alana Skiera said...

Nggak sulit gimana, Fan? Dimana nyarinya? Kudu masak sendiri toh... Males dong aww..

Affan Alkaff said...

.. di China town atau China street, Uly? *sambil berfikir-fikir, manggut-manggut sok tahu nih..*

Atiek Soeroso said...

Waduh...... bikin ngiri & ngiler aja nih..............

Affan Alkaff said...

waktu masih di Malang, pernah coba ciw mie itu, Tik? Atau saat itu belum buka, barangkali ya...

purwanti setia said...

nih dulu aku belinya separuh, 500 rupiah, belinya dari dalam sekolah Smaku itu, jadi rebutan tuh. masih ada gak ya 'bolongannya' hihi. setelah itu minum es mocca yang uenak iku glek glek uenake

purwanti setia said...

nih dulu aku belinya separuh, 500 rupiah, belinya dari dalam sekolah Smaku itu, jadi rebutan tuh. masih ada gak ya 'bolongannya' hihi. setelah itu minum es mocca yang uenak iku glek glek uenake

Affan Alkaff said...

Akhirnya kau hadir, Pur, saksi mata lainnya.. hehehe.. :) Apa enaknya sih cwie mie dempo? Atau jangan-jangan ini cuma selera, atau semangat nostalgis seorang diaspora asal Malang? hehehe..

Affan Alkaff said...

Nah, Pur, aku lupa mengecek apakah bolongan itu masih ada atau enggak... Dulu, aku ingat, bolongan itu ada, entah sekarang...

purwanti setia said...

sebetulnya sama saja, gak beda jauh dengan cuimienya bromo, cuimie nisor wit-pasar oro-oro dowo bahkan gang jangkrik sekalipun. sama kok, gak jauh-jauh banget rasanya. di jakarta mungkin susah cari, karena cuimie malang itu bedanya ya di abon ayamnya itu. tapi menurutku, pangsit dempo sekarang tidak seenak yang dulu waktu aku masih di dempo. mungkin yang jual sudah ganti generasi, racikan bumbunya kurang pas dan acapkali mienya kurang matang.

Affan Alkaff said...

heem.. inilah kelebihannya penikmat kudapan di masa awal cwi mie dempo: bisa mengetahui bila kualitas ciw mie itu sudah berubah... makasih Pur..

hudi lamong said...

mas, mau promosi nih..... kami sekarang punya restoran cwi mie malang 'tugu' di pamulang. mungkin kalau ada waktu atau pas ke pamulang, bisa disempetin mampir ke restoku di jl setiabudi pamulang, tidak jauh dari perempatan gaplek. bisa dibandingin deh dengan cwi mie lainnya... makasih. kami di http://cwimietugupamulang.wordpress.com.

hudi lamong said...

mas, mau promosi nih..... kami sekarang punya restoran cwi mie malang 'tugu' di pamulang. mungkin kalau ada waktu atau pas ke pamulang, bisa disempetin mampir ke restoku di jl setiabudi pamulang, tidak jauh dari perempatan gaplek. bisa dibandingin deh dengan cwi mie lainnya... makasih. kami di http://cwimietugupamulang.wordpress.com.

Affan Alkaff said...

Mas Hudi, saya akan ajak anak dan istri, untuk mampir ke restoran cwi mie Malang 'Tugu' ( di Pamulang), yang Anda kelola itu, suatu saat. Kebetulan tempat tinggal kami di Bintaro, tak begitu jauh dari lokasi restoran Anda... Terima kasih informasinya!

Heri Hito said...

bakso malang is the best :) .......

Affan Alkaff said...

sepakat... :)