Dec 10, 2007

The Conductors, sebuah filem tentang dirigen suporter sepakbola..

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Documentary
"KALAU elo nggak nonton filem gue, layak dipertanyakan semangat Aremania elo..." Begitu kira-kira pesan bernada seloroh yang masuk ke telepon selulerku, pekan lalu. Pengirimnya adalah Andi Yusuf Bachtiar, alias Ucup, pembuat filem dokumenter...

Rupanya, Ucup tengah mempromosikan filem dokumenter barunya, The Conductors, yang terpilih untuk diputar dalam Jakarta International Film Festival (Jiffest 2007). Dia mengundang saya untuk menyaksikan pemutaran filemnya yang berkisah tentang dirigen atau konduktor suporter sepakbola klub sepakbola..

Dan Minggu sore kemarin (9 Desember), saya pun memenuhi undangannya. Filemnya diputar di bioskop Blitz 7, di komplek pertokoan Grand Indonesia, Jakarta Pusat. Ucup, didampingi istri dan anaknya (yang masih bayi), terlihat bersemangat saat memberikan kata sambutan sebelum filemnya diputar.

Seperti filem dokumenter pertamanya, The Jak (versi pendeknya memenangkan sebuah festival filem dokumenter di Berlin, Jerman, tahun 2005), yang memotret fanatisme suporter Persija Jakarta, filem ini juga berlatar pendukung klub sepakbola. Bedanya, filem ini lebih menampilkan sosok dirigen yang memimpin para suporter bernyanyi selama pertandingan. "Itu kan gila, bagaimana penjelasannya, seseorang bisa memimpin sekitar 50 ribu-an, untuk bernyanyi selama pertandingan berlangsung," jelas Yusuf, dalam sesi tanya-jawab, saat ditanya kenapa memilih tema tersebut.

Dan saat filem diputar, penonton langsung dihipnotis gambar ribuan suporter Arema Malang tengah bernyanyi di sebuah stadion, serta seorang lelaki kurus yang bertindak sebagai dirigen. Lelaki itu, Yuli ‘Soemphil’ Sugianto, berdiri di atas pagar besi, memainkan dua tangannya, memimpin para suporter itu untuk bernyanyi. Kamera bergantian menyorot Yuli dan terkadang para penonton itu..

Tapi, tentu saja, kamera tidak berhenti sekedar menyorot peristiwa di stadion. Sebagai filem dokumenter, Yusuf mengajak penonton untuk menyelami sisi keseharian Yuli, si konduktor itu tadi. Selain mewawancarainya, filem itu juga menyelusuri bagaimana kehidupan ekonomi Yuli -- dia ternyata agen penjual minuman mineral (ada pemandangan syahdu, saat Ucup berhasil merekam Yuli mendorong galon air mineral ke pelanggannya..)

Namun apakah kemudian filem berdurasi 85 menit itu hanya berputar pada konduktor sepakbola? Di sinilah kecerdikan Yusuf. Mungkin dilatari motivasi agar penonton lebih menyelami peran konduktor alami ala Yuli itu tadi, Yusuf memasukkan dua tokoh lainnya dalam filemnya. Dua orang itu berprofesi sebagai konduktor dalam arti sesungguhnya, yaitu Addie MS, pemimpin orkestra terkemuka Twilite Orchestra, dan satu lagi seorang pria pemimpin paduan suara Universitas Indonesia, AG Sudibyo. Mirip si Yuli, Yusuf merekam pula keseharian dan mewawancarai dua orang itu.

Sepanjang filem, kamera Yusuf berpindah-pindah dari tiga sosok itu -- mulai aktivitasnya, kesehariannya, hingga obsesi mereka atas profesinya. Terlihat sekali, pembuat filem ingin membandingkan bagaimana mereka 'menghipnotis' orang-orang untuk menyanyi, atau memainkan alat musiknya secara rancak, dengan caranya masing-masing.

Dan dari gambar-gambar yang ditampilkan, tanpa harus berkhotbah, Yusuf terlihat berhasil menampilkan perbedaan itu. Misalnya saja, bagaimana Addie MS menyusun persiapan konsernya, yang terkesan tidak gampang, serius, dengan bantuan komputer segala. Dengan sedikit perbedaan, konduktor Sudibyo dideskripsikan pula bagaimana pandangannya tentang profesinya. Sementara, sebaliknya, Yuli digambarkan lebih mengandalkan improvisasi di lapangan. "Saya tak butuh persiapan apa-apa.." tandas Yuli, seraya tertawa.

Usai pemutaran filem, Yusuf mengatakan, filem ini dibuat karena rasa cintanya terhadap dunia sepakbola, berikut persoalan sosial yang ada di sekelilingnya. Dia menolak anggapan bila filemnya membawa pesan seolah-olah sepakbola Indonesia melulu berisi tawuran antar suporter. "Terserah penilaian orang, tetapi faktanya seperti inilah sepakbola Indonesia.. dan kayaknya, ya, di mana-mana seperti itulah fanatisme sepakbola.." kata Yusuf Bachtiar seraya menambahkan, ke depan dia masih ingin membuat dokumenter tentang sepakbola...

Sebagai pegila sepakbola, tentu kutunggu filem-filemmu berikutnya, Cup..


43 comments:

restu dewi said...

Oh..Yuli Sumpil..maksudnya Yuli yg tinggal di Sumpil daerah Blimbing itu lho mas Affan....
berarti selama pertandingan sepak bola dia nggak nonton dong...sibuk jadi arranger...
sering kalau ada interaktif arema sama teman2 dia juga diundang kesini

Affan Alkaff said...

Dari filem itu, Yuli memang terlihat dikenal oleh warga kota Malang, utamanya penggemar Arema -- seorang pengamen, misalnya, mengenal sosoknya, juga para Aremania.

Saya sendiri, yang sudah lama tak bersentuhan langsung dengan sepakbola kota Malang, tidak kenal siapa Yuli...

Rupanya dia memang terkenal ya, setidaknya Ibu Restu Dewi juga kenal.. hahaha.

Kemarin, Yuli (yang mengenakan kaos Arema) ikut nonton filem tentang dirinya itu --dia diundang secara khusus oleh pembuat filemnya. Sejumlah pendukung Persija juga diundang, selain konduktor kondang Addie MS terlihat yang juga terlibat dalam pembuatan filem tersebut...

Jadi, kau juga penggemar Arema nih... atau Persema? hehehe

restu dewi said...

Mas Affan bisa minta kontak untuk mendapatin filmnya ya?
kalau ada teman2 mau mengadakan nonton bareng...kebetulan disini ada komunitas aremania..minta tolong ya?

Affan Alkaff said...

kucoba kontak Yusuf Bachtiar Yusuf, si sutradara filem itu ya. Mudah-mudahan dia bisa menjawab pertanyaan sampeyan...

restu dewi said...

thanks..bantuannya.

helen lumban gaol said...

Wah 'fan, aku jadi pengen banget nonton filmnya setelah membaca tulisan eloe. Boleh cari tahu 'fan, apakah sudah tersedia dalam bentuk dvd.

Affan Alkaff said...

..kan kutanyakan pada yang bersangkutan, Helen.. Tapi DVD atau VCD filem pertamanya tentang suporter Persija 'The Jak', sudah dijual bebas...

purwanti setia said...

mas buka satujiwa.net itu web aremania. ada buletinnya, nawak zaldy dari satujiwa sudah wawancara dengan yusuf bachtiar. kmrn dapat undangan tuh satujiwa.net, sayang gak bisa ke jakarta padahal ditawari zaldy. buka ya satujiwa.net agar gak ketinggalan dadi aremania he he

purwanti setia said...

yuli sumpil tuh kambratnya el kepet. kalau mas affan dulu sering nonton arema pasti tahu dua dirijen ini. el kepet sekarang jadi reporter di radio artupanes bersama ovan tobing. jadi sekarang tinggal yuli ae

rahman AbduRahman said...

keren kayaknya
kemarin pengen nonton persepolis tapi gagal
hiks..

ienas Tsuroiya said...

wah, kayaknya menarik sih..Tapi pasti film dokumenter begini sangat terbatas peredarannya ya Mas? Kapan ya diputar di Boston?

Affan Alkaff said...

Pur, aku sudah buka satujiwa.net, dan kubaca pula wawancara dengan Andi Bachtiar.. Luar biasa, serius sekali penggarapan buletin itu! Salam kenal untuk pengelolanya ya.. hehehe

Sayang sekali, Pur dkk nggak bisa berangkat ke Jakarta, akhir pekan lalu. Kalau datang, pasti seru acara itu..

Memang, Pur, saya ketinggalan segala sesuatu yang terkait Arema...Layak dipertanyakan kadar Aremanya nih.. hahaha

Affan Alkaff said...

El Kepet? Siapa lagi nih... Tapi kalau Ovan Tobing, aku tahu siapa dia, setidaknya dia kukenal dulu sebagai humasnya Arema dan pernah jadi penyiar di radio Senaputra.. (hahaha.. lama sekali ya, dan pasti sudah ketinggalan informasi nih...)

Affan Alkaff said...

..Keren memang Rahman, apalagi kalau sampeyan gila bola.. hahaha..

Tapi memang si Ucup, pembuat filemnya, serius menekuni filem-filem dokumenter, dan menurutnya, dia mau tetap setia dan serius di jalur itu...

Soal filem Persepolis, aku juga belum nonton. Rencananya Kamis nanti, itu pun kalau tiketnya masih ada dan ada waktu luang... :(

Affan Alkaff said...

.. Setahuku, setelah diputar di bioskop setidaknya sampai akhir Januari, mereka akan memproduknya dalam bentuk DVD, yang nanti dijual bebas..

Affan Alkaff said...

Helen, barusan (Selasa, 11 Desember, pagi) aku telefon si Ucup. Dia cerita, filemnya itu nanti dijual dalam bentuk DVD atau VCD, dan mungkin baru ada di opasaran pada Januari nanti -- setelah diputar di bioskop, katanya.. Jadi, kau tunggu dengan sabar ya... hehehe

Arry Susanto said...

hmmm.... shoot yg di Kuantan - Malaysia itu hasil gw lho....

purwanti setia said...

aku ilal nama aslinya he he, yg penting kepet lah namanya. kalau mas pernah baca aremania yang ditulis national geographic th 2006 ada kok wawancara dengan kepet. wah kadar aremanianya dipertanyakan ini. sekali-kali nulis dong soal bola, arema, atau aremania buat satujiwa.net. kutunggu ya, di edisi 13 buletin itu sampeyan juga bisa lihat wajah tori he he

Affan Alkaff said...

Ini Arry Katel kan? Semula aku belum yakin, tapi setelah kutanyakan Inong, dia mengatakan "ya, dilihat dari gambar dirinya, itu Arry Katel"... Hehehe.. Selamat ya sebelumnya, atas kerja tim kalian sehingga lahir filem ini..

Affan Alkaff said...

.. ya Pur, aku sudah baca National Geographic yang salah-satu laporannya tentang Arema itu. Aku kayaknya harus baca lebih teliti lagi...

Affan Alkaff said...

boleh, boleh Pur, nanti kusiapkan artikel tentang sepakbola...

Dwisetyo utomo said...

ah...jadi inget vcd rilisan arema voice...salam satu jiwa.....
kabarnya lagu2nya begitu kondang di malang...,sampe2 pas lomba2 17-an, di kampung malang itu ga nyetel lagu perjuangan..tapi lagu2 arema voice....:)

Affan Alkaff said...

salam kenal... walau besar di kota Malang, saya tak pernah bersentuhan dengan lagu-lagu Arema. Tapi suatu saat, tentu saya harus mendengar, dan mungkin akan menyanyikannya -- meskipun sumbang.. hehehe

aya blue said...

Wahhhhh keren nih.... sayangnya gak sempat liat...
Ada banyak temen yang aremania abis... ampe ada komunitasnya sendiri dijakarta... Salut euy sama mas yuli as conductor arema...
Jadi inget pas nobar di GBK ada pasukan the Jak yang gak pernah berhenti kasih semangat selama pertandingan dan kita semua jadi ikut2an deh ramenya... ah kenangan piala asia pas lawan indonesia vs arab... berkesan banget euy...

Affan Alkaff said...

.. iya, seharusnya Aya nonton filem ini.. Tapi tentu elo pasti udah nonton filem The Jak (tentang kegilaan suporter Persija), file dokumenter yang juga dibuat si Yusuf Bachtiar...

Vania Koeberlein said...

semoga pas aku mudik ini film sudah ada dibioskop dan aku bisa beli dvdnya

Affan Alkaff said...

Kapan mudik, Van?

Vania Koeberlein said...

akhir feb-awal april
insya Allah jg sempet ke Jkt kok mas oh ya mas pernah nginep di splendid inn ya berapa rate nya, ada teman yg butuh

Affan Alkaff said...

.. Ya, Van, aku setidaknya sudah 2 kali nginap di hotel Splendid.. Relatif murah, dan seingatku ada yang harga kamarnya per malam sekitar 150 ribu... :)

Vania Koeberlein said...

thanks infonya mas

aya blue said...

Mas Affan.... aku dah liat filmnya minggu lalu.. telat yaa...
Keren banget loch... dan sempat ketemu sama sutradanya... ah si mas yusuf itu bapak2 gaul ternyata hehe...
Pas liat yang arema bikin yel2 dan gayanya yuli ampe merinding euy... Mantabs banget yaa...

restu dewi said...

di Malang nanti mulai tgl. 25 Pebruari 2008 diputar di Sarinah
rencana sih mau nonton ramai-ramai

Affan Alkaff said...

Iya Ya, waktu para suporter disorot secara penuh, dan mereka menyanyi, sempat bikin merinding... Dan sempat sendu juga saat kamera menyorot keseharian si sumpil, dirijen Arema itu...

Affan Alkaff said...

wah, seandainya saya masih di Malang.. tinggal loncat dari rumah saja.. he, he.. Jangan lupa dipotret dan diupload peristiwa nonton bareng itu ya.. :)

restu dewi said...

eh..ralat ya mas Affan ternyata nggak jadi di Sarinah...di Dieng plaza...
tak critani yo...disebrangnya gereja alun2...jadi di deretannya Bayu biru itu lho
dekatnya traffic light..disitu digambar filmnya the Conductor di dinding gede banget sekaligus tgl.mainnya..jadi aku tahunya kalau di Dieng ya pas lewat di Jl. ne panjenengan iku di AR Hakim..tadi pagi...nek grafitinya kayak udah seminggu yang lalu nangkring didinding situ

Affan Alkaff said...

wah, rupanya filem itu populer ya di kota Malang.. Seru juga, apalagi saat nanti filem itu diputar, dan ditunjukkan saat ribuan pendukung Arema 'nyanyi', pasti penontonya merinding... dan terharu!

ha, ha... Jalan Arif Rahman Hakim itu memang salah-satu jalan terpadat di Kota Malang, jadi layaklah kalau poster raksasa filem itu dipasang di sana...

Jadi, kalau sampeyan nonton, jangan lupa dipotret dan diupload di MP ya... :)

faiz sahly said...

Cak Affan,
Belakangan banyak film tentang bola. Yang ngetop a.l Goal 1-2, tentang impian untuk jadi pemain bola yang top.. Ceritanya standar sih, makalum ayng bikin DreamWorks.. Tapi ada yang asyik judulnya " Green Street Hooligans " yang main Elijah Woods. Tentang supporternya Westham.. seru.. Sudah nonton ?

Affan Alkaff said...

Salam kenal...dan terima kasih. Saya belum nonton filem goal 1-2, walau ada keinginan untuk menontonnya. Juga, aku belum nonton filem Green Street Holligans -- kayaknya aku harus cari filem itu.
Sejauh ini aku lebih suka nonton DVD atau VCD tentang pertandingan-pertandingan masa lalu, utamanya momen Piala Dunia... Rasanya tak bosan-bosan menontonnya, walau saya baru punya 2 atau 3 koleksinya.
Nah, kalau filem semi domumenter tentang sepakbola, saya baru ingat, pernah nonton filem "escape to victory". Sampeyan tentu pernah nonton filem itu. Itu filem gabungan drama, perang dan dokumenter dengan latar perang dunia ke-2. Bintangnya: Pele, Bobby Moore (kapten Inggris di Piala Dunia 1966, 1970), Ardiles (gelandang serang tim Argentina piala dunia 1978, 1982), dan 'Rambo' Sylvester Stallone.
Dan terakhir nonton filem semi domumenter sepakbola "The Miracle Match", yang diangkat berdasarkan kisah kemenangan tim AS saat menundukkan Inggris 1-0 di Piala Dunia 1950 di Brazil. Walau ceritanya agak klise dan serba 'hero' ala Hollywood, saya menyukainya -- saya jadi tahu, misalnya, apa warna kostim tim AS atau Inggris saat itu, berikut gol Joe Gaetjens (pemain asal Haiti yang merumput untuk tim AS) yang melegenda.
Nah, sekarang aku ingin sekali mendapatkan DVD filem semi dokumenter-drama tentang tim Jerman di Piala Dunia 1954 (aku lupa judul filemnya). Sejauh ini baru nonton cuplikannya di Youtube..

faiz sahly said...

Salam kenal kembali.. Sakjane wis tau kenal jaman ikut Diklat Jurnalistik tahun 90-an. Kala itu saya yang dari Perikanan'88 bareng-2 dengan calon jurnalis tangguh Unibraw a.l : Sadmiko, Barkah, Erly Maya, Didyk AGung dll. Tapi gak po po, kenalane dianyari maning cak.
Sungguh terasa manfaat Diklat, bisa memoles gaya menulis saya. Meski belum sejago sampean, tapi keinginan untuk bikin tulisan yang informatif dan enak dibaca selalu mendorong saya untuk cari ide buat nulis di blog kami SMA1Jember.info.
Saya tahunya blog sampean ini juga dari Cak Anton Alifandi yang notabene kakak kelas saya di SMA dulu.
Oke.. tetap semangat.. Wassalam.. :)

Affan Alkaff said...

Maaf Faiz, aku coba merekonstruksi wajahmu, dan siapa sampeyan, tapi tetap saja otak ini nggak bisa mampu mengingat... Termasuk saat kau sebutkan nama-nama alumni pers mahasiswa itu (aku kenal sebagian besar mereka). Yang kuingat ada anak Perikanan '88 itu adalah Yanuar, berkacamata dan langsing, dan suka karikatur. Sampeyan kenal dia kan? Oh, ya, apakah sampeyan dulu pakai kacamata? Agak gempal? Ha, ha,ha... Sorry kawan, aku betul-betul lupa. Saya senang bila sampeyan upload fotomu, dan percayalah, aku langsung ingat nantinya.... Kutunggu ya, Iz...

faiz sahly said...

Nah, avatarnya wis tak ganti, Cak. Nek sing lama pinjem gambarnya Dave Mustaine-nya Megadeth, Lhah yang ini aslii.. nggak pake campurr...
Cak Yanuar masih ada di Malang, sekarang tinggal di Kacuk dan kerja di Dinas Perikanan Kodya Malang yang di jalan Tawang mangu dekat Samaan, Cak..
Masih sering kontak dengan teman-2 ex Unibraw, Cak ? Baik yang dari Dianss, Pers, FIA atau yang lain ?

Affan Alkaff said...

Faiz, kita punya mailing list alumni pers mhs unibraw..

faiz sahly said...

Wah.. boleh juga nih. Alamatnya apa, Cak ? Nanti tak sambangi..