Oct 29, 2007

Bung Karno, museum dan anakku




"Aida nanti buat museum, ah.. museum tentang Aida.." begitulah kalimat yang meluncur dari mulut anakku (Aida), di sela-sela acara mudik dan liburan kami, tiga pekan lalu. Saat itu kami tengah mengunjungi makam dan rumah Bung Karno (BK) di Blitar..

Aku lupa persisnya kapan Aida melontarkan kalimat itu -- saat di rumah BK atau jauh setelahnya. Adalah istriku yang mengingatkan kembali kalimat itu, yang dia muat di blognya. "Kalau Aida mati nanti, Aida mau bikin Museum Aida...."begitu yang diingat istriku. "Aida si astronot, pelukis dan pianis...." begitu kata istriku mengutip kalimat Aida, saat kutanya barang apa saja yang akan dipamerkan.

Aida melontarkan kalimat itu seraya tertawa, gembira, itu yang kuingat. Dan suasana seperti itu, sudah dia tunjukkan tatkala kami pagi itu berangkat ke rumah dan makamnya BK -- kami melakukannya setelah menginap sehari di Hotel Tugu, Blitar...

Tapi, sebetulnya, ini bukan kunjungan pertamanya ke museum atau tempat-tempat terkait masa lalu -- terakhir dia kuajak ke makam bekas Perdana Menteri Sutan Syahrir di Kalibata. Dalam berbagai kesempatan, dia kulibatkan saat aku membaca teks tentang BK, Hatta, Syahrir, Natsir, juga Aidit atau Tan Malaka... Motifku mengajak dia kepada bacaan dan tempat-tempat seperti itu, tentu semacam tamasya sejarah..

Dan sejak awal aku ingin mengajak Aida ke makamnya BK, apalagi kami sudah berada di kota Blitar (saya sendiri 2 kali ke lokasi itu, pertama, dengan ayahku di tahun 1978, dan rombongan studi tour SD tahun 1980..)...

Untungnya, perjalanan menuju ke komplek bersejarah itu menyenangkan. Pihak penyelenggara wisata sejarah itu juga relatif profesional. Dengan modal petunjuk jalan, kami bermobil menuju sebuah lokasi parkir yang luas. Di sana sudah tersedia becak dengan pengemudinya, siap mengantar para wisatawan. "Bapak nanti bayar 10 ribu, nanti saya antar ke rumah BK, perpustakaannya, serta makamnya..," ujar abang becak itu.

Barangkali lantaran masih suasana lebaran, jalan-jalan kota Blitar relatif sepi. Tujuan pertama kami adalah rumah BK yang bercat hijau dan dipenuhi foto-foto terkait BK di masa lalu. Seperti diduga, anakku kemudian hilir mudik di ruangan-ruangan rumah itu. "Aida mau ah, tidur di sini," ujarnya saat kami berada di sebuah kamar milik keluarga BK.

Di dalam rumah itu, selain kamar tidur itu tadi, terdapat setidaknya dua ruangan besar. Di sanalah dipajang berbagai foto itu tadi. Sejumlah wisatawan lokal memadati ruangan tengah, dan -- seperti halnya kami -- mereka juga mengabadikan kunjungannya itu. Saya sendiri memotret pose Sukarno (yang menggunakan blangkon) dan teman-teman sekolahnya, serta makamnya sebelum dipugar Presiden Suharto -- pengurus musium itu, yang juga menyediakan tukang potret, tak melarang kami mengambil gambar...

Dari rumah BK, kami diantar ke perpustakaan BK (yang diresmikan Presiden Megawati tahun 2004) yang letaknya berdampingan dengan makamnya. Sayangnya, perpustakaan itu tutup. Kami tak begitu kecewa, karena di depannya ada patung BK tengah duduk dan membaca -- sebuah patung bersahaja, dibanding dengan patung-patung BK lainnya yang terkesan heroik...

Diantara perpustakaan dan makam, ada semacam ruang terbuka. Di sana ada relief yang menggambarkan sejarah politik BK. Mulai dia sekolah, mendirikan PNI, menyiapkan kemerdekaan Indonesia, pidato Nawaksara (saya bayangkan, tentu di jaman Suharto, relief ini tentu akan dilarang) hingga dia tutup usia. Di tengah rekief itu terdapat kolam ikan yang memanjang..

Di ujung ruang terbuka itu, ada tangga menuju ke atas, dan di sana terdapat seperti gapura mirip pintu gerbang Mojopahit. Di balik bangunan itulah, kami mendapati makam BK -- yang dipenuhi puluhan pengunjung. Sebagian pengunjung terlihat mendoakan sang proklamator, sementara anakku sibuk menanyakan "mana bunganya, Aida mau menaburkan bunga.."

Usai melihat langsung makam BK, kami memasuki pintu keluar yang berbentuk lorong yang dipenuhi para penjual cindera mata terkait BK. Di ujung lorong itu, abang becak itu tadi sudah menunggu kami -- dia kemudian mengantar kami balik ke lokasi parkir mobil semula...


4 comments:

restu dewi said...

Aida...Aida lucu sekali kau nak...

restu dewi said...

pernah kesini tapi udah lama banget...

restu dewi said...

buatnya di malang aja Aida...ditempat asal walid...biar aku bisa bantu-bantu....

restu dewi said...

walid lagi bergaya....